Jumat, 25 Februari 2011

Dayeuhluhur adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia.
Dayeuhluhur adalah salah satu kecamatan yang ada di Cilacap yang mengamalkan budaya Sunda. Sampai sekarang belum didapat keterangan yang pasti sejak kapan Kec. Dayeuhluhur ini didominasi oleh masyarakat Sunda. Kuatnya tradisi Sunda di Kecamata Dayeuluhur ditandai dengan bahasa daerah yang digunakan sehari-hari yatu bahasa Sunda dan karena seringnya interakasi dengan warga yang ada di Jawa Barat. Untuk masalah interaksi dengan daerah di luar Dayeuhluhur, warga kebanyakan berinteraksi dengan warga Jawa Barat, hal ini dikarenakan masalah ekonomi. Warga Dayeuhluhur memiliki ketergantungan terhadap Kota Banjar dalam masalah pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Sebagai contoh, apabila warga menjual hasil bumi seperti padi, kelapa, pisang, buah-buahan, dll. 95% akan dijual ke Jawa Barat. Hal ini dipermudah dengan dekatnya akses dari Dayeuhluhur ke Kota Banjar yang cukup ditempuh 15 menit (dari Panulisan) dibandingkan jarak Dayeuhluhur ke Majenang yang bisa memakan waktu sekitar 1 jam.

 Desa/kelurahan

Selasa, 22 Februari 2011

Dayeuhluhur, Pintu Gerbang yang Malang…



Sebagai daerah yang menjadi muka atau pintu gerbang Provinsi Jawa Tengah di Bagian Barat, Kecamatan Dayeuhluhur akan menjadi cermin bagi masyarakat lain untuk menilai sampai sejauh mana proses pembangunan yang terjadi di Jawa Tengah. Dengan kata lain, maju-mundurnya pembangunan di Kecamatan Dayeuhluhur akan menjadi barometer taruhan bagi pembangunan provinsi Jawa Tengah secara menyeluruh.
Oleh karena itu, pembangunan dan pengembangan potensi daerah disekitar perbatasan merupakan kewajiban mutlak yang tidak bisa ditawar lagi. Karena bila hal tersebut terus dibiarkan, tidak menutup kemungkinan bahwa wacana dan tuntutan kesetaraan didalam pembangunan agar sama atau sejajar dengan Kota Banjar, Provinsi Jawa Barat, akan terus menggeliat ditengah aspirasi masyarakat.
Hal tersebut bukan sekedar asumsi tanpa bukti! Tapi perlu kita cermati, karena kecenderungan kearah itu semakin terlihat nyata. Sebagai contoh; Pertama, ditinjau secara historis, kecamatan Dayeuhluhur merupakan bagian dari wilayah kerajaan Galuh yang berpusat di Kawali, Ciamis. Sementara kecamatan lain di Cilacap merupakan bagian dari Kerajaan Mataram. Maka dengan melihat perjalanan sejarah tersebut, masyarakat akan memiliki kecenderungan untuk menjadi bagian dari wilayah Jawa Barat.
Kedua, dari segi bahasa, hampir seratus persen (100%) penduduk Kecamatan Dayeuhluhur menggunakan bahasa sunda sebagai bahasa kesehariannya. Hal tersebut semakin memperkuatkan asumsi bahwa kecamatan Dayeuhluhur merupakan bagian dari wilayah Pasundan. Selain itu, penggunaan bahasa yang sama dengan masyarakat sunda Jawa Barat, semakin menjalin keakraban kultural antara warga Dayeuhluhur dengan warga Jawa Barat.
Ketiga, dilihat dari segi sosial-budaya, kesenian yang sering ditampilkan oleh masyarakat Dayeuhluhur kebanyakan mengadopsi dari budaya sunda, sebagai contoh, seni Calung, Wayang Golek, Seni Reog, Ronggeng, dan lainnya merupakan seni yang sering dipertontonkan, baik dalam acara formal maupun acara hiburan keluarga (hajatan).
Keempat, dari segi ekonomi. Perekonomian di Dayeuhluhur, dengan cabe merah sebagai komoditi unggulannya, semuanya dipasarkan ke Kota Banjar, Jawa Barat. Bahkan, roda ekonomi dan sistem transaksi jual beli (belanja) warga, terjadi antara pasar Banjar dan kios-kios di Dayeuhluhur. Hal ini menjadi suatu yang wajar bila sarana transportasi umum (angkot) yang tersedia mayoritas adalah jurusan Dayeuhluhur-Banjar.
Kelima, faktor kesenjangan pembangunan. Kecamatan Dayeuhluhur merupakan kecamatan paling barat di Kabupaten Cilacap yang langsung berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Jarak yang harus ditempuh dari Dayeuhluhur ke pusat Kota Cilacap sekitar 120 KM. Hal tersebut semakin diperparah dengan minimnya (sarana dan prasarana yang tersedia karena memang pembangunan di Kecamatan Dayeuhluhur kurang mendapat perhatian pemerintah daerah kabupaten maupun provinsi.
Minimnya fasilitas tersebut bisa dilihat dari rendahnya fasilitas pengembangan potensi masyarakat, terutama fasilitas jalan yang merupakan faktor utama berjalannya roda ekonomi masyarakat. Padahal bila kita cermati bersama, banyak sekali potensi yang terpendam dari kekayaan alam, sosial dan budaya masyarakat kecamatan Dayeuhluhur untuk memperoleh kemajuan dan memiliki kesetaraan hidup dengan masyarakat disekitarnya, terutama Kota Banjar yang berbatasan langsung dengan Dayeuhluhur.
Majunya pembangunan Kota Banjar, tersedianya sarana dan prasarana fisik yang memadai, menambah kecemburuan masyarakat Dayeuhluhur yang selama ini dideskriditkan dari haru-biru pembangunan di Jawa Tengah.

http://politik.kompasiana.com/2011/02/16/dayeuhluhur-pintu-gerbang-yang-malang/
CURUG CIMANDAWAY
Curug CimandawayCurug Cimandaway ini berlokasi di Desa Datar, Kecamatan Dayeuhluhur, yang merupakan kecamatan di Kabupaten Cilacap paling barat yang berbatasan dengan Kota Banjar dan Kabupaten Kuningan di Jawa Barat serta Kabupaten Brebes (Jawa Tengah). Untuk menjangkau curug ini cukup mudah karena berada sekitar 30 kilometer ke arah utara dari jalan nasional di jalur selatan Jateng dengan pintu masuk melalui pertigaan Mergo, Desa Panulisan, Kecamatan Dayeuhluhur, yang berjarak sekitar 100 kilometer dari Kota Cilacap. Kondisi jalan sejauh 20 kilometer dari pertigaan Mergo hingga Desa Datar dalam keadaan halus dan berliku dengan pemandangan kebun karet serta sawah dan suasana pedesaan. Akan tetapi kondisi jalan dari Desa Datar menuju Curug Cimandaway dalam keadaan rusak sehingga kurang nyaman untuk berkendaraan. Curug Cimandaway yang berada di perkebunan karet milik Perhutani Banyumas Barat ini, memiliki lima tingkatan dengan total ketinggian sekitar 100 meter tetapi yang terlihat jelas hanya 75 meter. Keunikan curug atau air terjun ini adalah sumber airnya berasal dari Sungai Singaraja dan airnya jatuh ke Sungai Cikawalon yang berada di bawahnya.

http://translatorpolskoangielski.com/videos-curug-cimandaway-dayeuhluhur-%5BCOZhRMyprZk%5D.cfm

Selasa, 08 Februari 2011

Sebelum dibentuk menjadi sebuah Regentschap (Kabupaten), Dayeuhluhur merupakan sebuah Kadipaten. Menurut kisah babad Banyumas, Kadipaten Dayeuhluhur pertama kali dipimpin oleh Adipati Gagak Ngampar atau Banyak Gampar, beliau adalah salah seorang putra Prabu Linggawesi Rahiang Dewa Ni...skala dari kerajaan Pakuan Pajajaran. Banyak Gampar adalah adik dari Banyak Catra atau yang lebih dikenal dengan Kamandaka. R. Tmg. Prawiranegara yang diangkat menjadi Bupati Dayeuhluhur pada 22 Agustus 1831 merupakan Bupati Dayeuhluhur pertama sekaligus terakhir. Beliau masih keturunan Adipati Gagak Ngampar, tetapi sayangnya Bupati yang sangat tergantung pada alkohol ini akhirnya dibuang oleh pemerintah Hindia Belanda ke pulau Banda tetapi ada juga yang mengatakan bahwa beliau dibuang ke Padang – Sumatera, karena dianggap bersalah telah membunuh Ibu Tiri dan 2 abdi dalemnya selagi mabok, bahkan 4 lelaki yang sedang menolongpun ikut terbunuh. Setelah dibuangnya Bupati R. Tmg. Prawiranegara, Asisten Residen Ajibarang D.A. Varkevisser pada tanggal 24 Oktober 1831 mengeluarkan surat yang menetapkan bahwa Bupati Ajibarang Mertadiredja II diberi kuasa atas bekas wilayah Kabupaten Dayeuhluhur, dengan demikian hapuslah Kabupaten yang baru berusia 2 bulan tersebut.

http://www.dayeuhluhur.com/tentang-dayeuhluhur/sejarah-singkat